Backpacker ke Lombok dari Jakarta 13 Hari : Setitik Nirwana Nan Elok di Nusantara

Holaaa liburan telah tiba! Akhirnya bisa melepas penat lagi selama kuliah di semester 7 yang padet nya uda kaya bodi emak-emak mau diet. Karena ini semester 7 dimana semester berikutnya adalah semester terakhir gue menganyam bangku kuliah (amin), liburan kali ini gamau gue sia-siain. Berawal dari ajakan temen gue si Ipin yang juga ngerencanain jalan-jalan bareng sama anak kelas, terpilih lah satu pulau nan elok di wilayah tengah Indonesia, pulau yang mendapatkan penghargaan Halal Travel karena kuatnya peranan agama islam disana, juga eksotisme pantai dan terdapat gunung tertinggi ketiga di Indonesia, yap pulau Lombok!



Jalan-jalan kali ini diikuti oleh 8 orang dimana 6 orang adalah temen-temen gue dari satu jurusan dan dua lagi adalah teman bukan non jurusan. Gue kenalin dulu aja kali ya yang pertama adalah gue sendiri ubay, lalu Ipin, Fakhri, Fahmi, Anggi, dan Hani dimana mereka adalah teman-teman satu jurusan gue, dan 2 orang lagi yaitu Hania kakak nya si Fakhri dan Renhil bocah Filipina yang entah gimana si Hani bisa mungut itu bocah.

Perjalanan kita menuju pulau Lombok dimulai dari tanggal 12 Januari 2016 via darat dan laut, yaitu menggunakan kereta, bus dan ferry untuk melewati Jakarta-Banyuwangi, menyebrang pulau Bali dan Lombok dan menuju terminal Ubung dan Padangbai menggunakan bus. List ngapain aja gue kesana adalah sebagai berikut
  • Hari 1 Jakarta - Surabaya
  • Hari 2 Surabaya - Banyuwangi - Bali - Lombok
  • Hari 3 Pantai Senggigi, Bukit Malimbu, Pantai Nipah
  • Hari 4 Tanjung Aan, Pantai Seger, Bukit Seger, Desa Sade
  • Hari 5 Air terjun Kertagangga, Air terjun Sendang Gile, Air Terjun Tiu Kelep
  • Hari 6 Pantai Tiga Setangi
  • Hari 7 Gili Nanggu, Gili Kedis
  • Hari 8 Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu
  • Hari 9 Desa Sade, Pantai Pandanan
  • Hari 10 Sembalun
  • Hari 11 Mata air Aiq Nyet Sesaot
  • Hari 12 Tanjung Bloam, Pantai Pink, Tanjung Ringgit
  • Hari 13 Pulang!
Itu dia list nya selama 13 hari meninggalkan rumah dan ngelayap di Lombok. Oke deh cekidot aja ceritanya ya!

Hari-1 Jakarta - Surabaya 12 Januari 2016

Tepat jam 1 siang kita semua sudah berkumpul di Stasiun Pasar Senen, kali ini kita menggunakan kereta Kertajaya tujuan Surabaya Pasar Turi. Kenapa pake Kertajaya? Karena efisiensi waktu aja, nantinya kita meneruskan kereta ke Banyuwangi dengan kereta lokal Probowangi yang berangkat dari stasiun Surabaya Kota (semut) jam 4.15 pagi, sedangkan kereta Kertajaya sampai di Pasar Turi jam 1.30 pagi, spare time nya ga terlalu lama tapi juga ga terlalu mepet. Akhirnya tepat jam 14.00 kereta berangkat dan ucapkan forget Jakarta for a while!

Pak, Mak, Ane pamit ya!


Hari-2 Surabaya - Banyuwangi - Bali - Lombok 13 Januari 2016

Tepat jam 1.33 pagi kita sampai di stasiun Pasar Turi, istirahat sebentar lalu kita melanjutkan perjalanan menuju Stasiun Surabaya Kota atau Semut. Awalnya, kita mau jalan kaki saja dari Pasar Turi hingga Semut karena menurut Google Maps hanya 2 kilometer saja, tetapi karena semua pada capek, kita naik elf saja menuju Semut.Setelah tawar menawar akhirnya kita mendapatkan harga 8ribu/orang hingga sampai stasiun Semut.

Sesampainya di Stasiun Semut sekitar jam 2.15 pagi, kondisi masih sangat sepi dan stasiun pun belum buka. Kita mengemper aja di teras stasiun dan sekitar jam 3.45 pagi stasiun beserta loketnya sudah dibuka. Kita membeli tiket kereta lokal Probowangi tujuan Banyuwangi Baru seharga 60ribu saja, dan tepat jam 4.15 kereta berangkat dari Stasiun Semut.

Perjalanan yang sangat lama rasanya kita tempuh selama 7 jam dari Surabaya hingga Banyuwangi, akhirnya kereta kita sampai di Banyuwangi tepat waktu jam 11.45. Istirahat sebentar di stasiun Banyuwangi Baru sebelum meneruskan perjalnan menyebrang dengan ferry untuk menuju Pulau Bali.


Sebelum melanjutkan menyebrang dengan Ferry, kita makan dulu dengan nasi bungkus yang di jual bapak-bapak sepedahan. Ngobrol-ngobrol dengan beliau tentang tujuan kita dan ternyata kita disaranin untuk naik bus Gunung Harta yang sudah mangkal di sebelah indomaret Ketapang dengan tujuan terminal Mengwi. Kita ditawari harga 35rb/orang sudah termasuk tiket Ferry dan shuttle bus di terminal Mengwi menuju terminal Ubung. Oh ya FYI saat ini semua bus baik AKAP maupun antar kota berhenti di terminal Mengwi saja, jadi kalau kita ingin menuju terminal Ubung, ya pakai angkot atau shuttle bus seperti ini dari terminal Mengwi.

Eh tapi sebelum kita naik bus, tiba-tiba ada seorang bapak berperawakan besar nanyain tujuan akhir kita. Karena tujuan kita menuju pelabuhan Padang Bai dan memang bus langsung dari Gilimanuk menuju Padang Bai hanya ada saat dini hari sekitar jam 1-2 pagi, maka bapak tadi menawarkan mobil temannya yang di Gilimanuk untuk mengantar kita. Setelah mengobrol panjang lebar dengan bapak Ableh selaku yang akan menjemput kita di pelabuhan Gilimanuk dan mengantarkan kita menuju Padang Bai, akhirnya didapati harga 700ribu atau 80ribu saja perorang dari Gilimanuk hingga Padang Bai menggunakan APV, cukup murah karena kalau dihitung-hitung jika ngeteng juga gajauh beda, bus Ubung-Padang bai biasanya dipatok seharga 40rb/orang nya, beruntung sekali kita!

Setelah deal dengan mobil tersebut, kita melanjutkan perjalanan menuju Bali dengan Ferry. Cukup membayar 8ribu saja dengan lama perjalanan 45 menit (lama ketika pas mau sandar di dermaga Gilimanuk), kita ucapkan dadah pulau Jawa!





Perjalanan selama 50 menit dengan kondisi cuaca yang sangat bersahabat akhirnya kita sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Keluar dari pelabuhan kita sudah disuguhi calo, tetapi dengan tegas kita bilang sudah di jemput oleh pak Ableh. Mendengar nama tersebut seolah si calo seperti takut entah mengapa, kita pun juga takutnya ditipu oleh pak Ableh, berfikiran positif saja lah. Gak lama kita ketemu pak Ableh yang belum terlalu tua tetapi seperti di segani di wilayah Pelabuhan Gilimanuk ini.

Setelah bongkar muat barang-barang kita ke dalam mobil APV nya, kita berangkat dari Gilimanuk tepat jam 4 sore WITA menuju Padangbai. Selama perjalanan, pak Ableh ternyata cerita banyak hal baik mengenai Bali, Calo terminal di Bali, bahkan kehidupan beliau semasa muda. Kenapa nama pak Ableh seakan ditakuti calo terminal Gilimanuk? Karena pak Ableh dulunya juga mantan preman yang sekarang sudah tobat menjadi sopir antarjemput di Bali, wuih keren.

Perjalanan yang cukup panjang membelah pulau Bali akhirnya kita sampai di pelabuhan Padang Bai sekitar jam 8 malam. Benar-benar diantar sama pak Ableh langsung di depan pelabuhannya, bahkan ketika kita mau buang air kecil pun pak Ableh akan menunggu, 80ribu/orang gue rasa cukup Worth it dan sangat rekomended banget buat kalian yang membawa rombongan baik antar menuju Padang Bai atau hanya di sekitaran Bali saja. Bagi yang mau kontak Pak Ableh, ini kontaknya karena beliau berpesan ke gue untuk di promosikan sebagai pengantar baik ke Padang Bai atau sekitaran Bali dimulai penjemputan dari Gilimanuk, ini nomornya 081999208434 dan 081338976123.

Mobil APV pak Ableh
Sesampainya di Padang Bai, kita ga langsung naik kapal tetapi istirahat terlebih dahulu dengan makan malam dan solat dulu.

Suasana Padang bai yang sepi saat malam

Isi tenaga setalah 4 jam perjalanan darat

Makan selsai, solat, dan bersih-bersih, kita pun segera menuju dermaga Padang Bai sekitar jam 10 malam. Dengan membayar tiket 42ribu dengan lama perjalanan lebih kurang 5 jam, kita langsung menuju ferry yang sudah bersandar. Ketika kita naik kapal tersebut, kesan pertama yang gue nilai adalah mewah bener kapalnya, ga kaya kapal pas nyebrang ke Bali. Kita langsung tag sofa berbentuk lingkaran yang cukup untuk tidur berdelapan dengan rebahan karena sudah 31 jam kita melakukan perjalanan.

Bisa rebahan setelah 31 jam perjalanan

Sofa nya empuk

Seperti Hotel diatas Lautan

Ada minibar nya pulak

Tepat jam 22.30 kapal kita meninggalkan pelabuhan Padang Bai untuk menuju Lombok, perjalanan yang sangat panjang dari Jakarta akan berakhir sob!


Hari-3 Pantai Senggigi, Bukit Malimbu, dan Pantai Nipah 14 Januari 2016


Waktu sudah menunjukan pukul 2.30 dan saat itu gue masih tertidur pules, eh di bangunin ama si kunyuk Anggi, katanya kapal sudah sampe, tapi masih belum bersandar. Ya, kapal ferry yang akan bersandar di Lembar memang lama karena hanya terdapat dua dermaga saja. Tepat jam 3.30 pagi kapal bersandar dan kita pun bergegas keluar menuju mushola di pelabuhan Lembar.


Kita akan dijemput oleh om nya Hani yang tinggal di Ampenan dan rencana nya memang kita juga akan menetap beberapa lama di kediaman beliau. Sekitar jam 4 pagi om nya Hani dateng dan kita cuss berangkat dari Lembar menuju Ampenan. Perjalanan dari Lembar ke Ampenan ga pake lama, cuma memakan waktu sekitar 30 menit kita sampai di rumah om nya Hani, mandi karena sudah 2 hari tidak mandi, solat subuh, dan tidur meeen.

Selamat pagi, Lombok!

Rumah om nya Hani, terlihat Rinjani dari kejauhan

Kita semua baru pada bangun, baru pada sadar, baru pada bener lagi sekitar jam 10 pagi. Memang acara hari ini adalah kita istirahat dulu setelah 42 jam perjalanan dari Jakarta ke Lombok. Di hari pertama kita di Lombok, rencana kita hanya ingin menikmati sunset di pantai yang terdekat dari kota Mataram yaitu pantai Senggigi.

Siangnya, datang dua orang asli Lombok teman dari si Ipin dan 1 lagi adalah pacar temen kita sejurusan, yaitu si Aji dan Satria. Datang pula temannya si Fahmi yang kuliah di MID tapi kebetulan lagi liburan juga di Lombok, yaitu Rani. Aji dan Satria, Mereka lah yang seakan menjadi guide kita kemana aja kita akan jalan-jalan selama di Lombok. Tepat setelah solat ashar, kita jalan-jalan menuju pantai Senggigi karena dekat dari Mataram.

Perjalanan hanya memakan waktu 20 menit, kita pun tiba di Pantai Senggigi. Oh ya untuk urusan motor, kebetulan (lebih tepatnya keberuntungan) kita disediain motor oleh om nya Hani 3 motor, 1 lagi menggunakan motor Satria karena motornya nganggur. Jadi selama jalan-jalan di Lombok hingga akhir, kami sama sekali ga sewa motor, cukup memberdayakan saja motor yang ada dan cukup mengisi bensin saja tanpa mengeluarkan lagi uang untuk sewa motor.

Pantai Senggigi saat itu sepi, tetapi menurut gue malah cenderung kotor seperti Pantai Kuta Bali. Kita ga lama-lama di pantai Senggigi dan meneruskan menuju pantai Nipah saja karena disana cenderung bersih dan cocok pula untuk berenang. Sebelum sampai di Pantai Nipah, kita sempatkan dulu foto di bukit yang pemandangannya cukup cakep, yaitu bukit Malimbu.

Bukit Malimbu



Bukit Malimbu merupakan spot asik buat menikmati sunset dan juga untuk foto-foto karena terdapat teluk yang sangat indah dengan pemandangan tiga gili yang sudah tersohor di pulau Lombok, yaitu Gili Trawangan, Air, dan Meno. Foto-foto selsai, kita melanjutkan perjalanan menuju Pantai Nipah. Perjalanan selama 15 menit dari Bukit Malimbu, akhirnya kita pun sampai di Pantai Nipah. Pantai Nipah terkenal dengan ikan bakarnya, tapi pada saat itu kita tidak memesan apapun, hanya singgah di berugak (saung), karena kita cuma pengen berenang!

Pantai Nipah nan tenang

Berenang!

Berugak atau saung



Puas berenang dan ga kerasa hari sudah mulai gelap, kita pun lekas meninggalkan pantai Nipah. Tetapi sebelum kita meninggalkan pantai Nipah, kita foto-foto dulu semi sunset yang cukup indah dengan latar Gunung Agung Bali yang sangat mempesona dari kejauhan.

Gunung Agung dari kejauhan

Semi sunset, masih sekitar jam 18.15 sore


Berenang selsai, bersih-bersih selsai, foto-foto selsai, kita melanjutkan untuk pulang dan menikmati sunset di spot yang berbeda. Kita menikmati sunset diatas bukit Pantai Senggigi, sunset disini gue rasa keren nya keparahan, karena emang keren banget!

The beauty of Lombok




Yapp itu dia agenda kita hari pertama, hanya menikmati pantai di dekat kota Mataram saja yaitu Senggigi dan Nipah. Kedua pantai ini bagus, tapi gue pribadi lebih suka di Pantai Nipah karena lebih sepi, ga setenar Senggigi dan enak aja gitu rasanya (subjektif banget yak).


Hari-4 Tanjung Aan, Pantai Seger, Bukit Seger, Desa Sade 15 Januari 2016

Agenda kita di hari ini masih pantai, terdapat di Lombok Tengah dan cukup tersohor karena pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata sedang menggarap potensi wisata disini, yap tujuan hari ini adalah menuju Mandalika di Lombok Tengah. Sejatinya, pantai Mandalika bukan hanya Mandalika, tetapi juga terdapat spot yang sangat bagus seperti Tanjung Aan, Bukit Marese, Pantai Seger, Bukit Seger, Pantai Kuta, dan tentu saja pantai Mandalika.

Kita berangkat dari Ampenan sekitar jam setengah 9 pagi dengan rute Ampenan - BIL - Pantai Kuta. Perjalanan dengan cuaca yang cukup terik, dengan kecepatan motor rata-rata 65km/h jadi deh kita sampai di Pantai Kuta jam 10 pagi.

Sesampainya di pantai Kuta, kita langsung mengarah ke Tanjung Aan yang tidak jauh dari sana, berkendara lagi 15 menitan dan kita pun sampai di Tanjung Aan. Saat itu kita menaiki bukit Aan yang ga begitu tinggi dan ketika sampai diatas, sedaaaaaaap pemandangannya.

Tanjung Aan!

Pantai pasir sangat putih-nya Tanjung Aan


Kita cukup lama berfoto-foto ria di atas bukit Tanjung Aan. Setelah puas menikmati Tanjung Aan dari atas, saat nya kita mencicipi pasirnya. Pasir di Tanjung Aan ini unik, ada yang seperti merica dan ada yang benar-benar halus sekali pasirnya. Di pantai ini kalian bisa berenang karena ombaknya yang cukup tenang, tetapi kita ga berenang karena cuaca yang sangat terik dan juga kami yang kaum laki-laki harus solat jumat karena pas banget kita kesini pas hari jumat.

Putihnya pasir Tanjung Aan



Puas menikmati keindahan yang disuguhkan oleh Tanjung Aan, sekarang kita mau balik lagi ke pantai Kuta untuk mencari masjid. Gak seperti di Bali, di Lombok kita bisa dengan mudah mencari masjid, bahkan saat kita ke daerah Kuta ini dimana banyak sekali bar-bar, tetap ada masjid besarnya lho. Nah yang laki-laki semua solat kecuali si Renhil, yang cewek pada nungguin kita di Indomaret Kuta.

Setelah solat jumat, kita makan siang dulu yang pastinya murah, yaitu nasi yang dibungkus menyerupai kerucut, namanya nasi balap. Lauknya variatif, terkadang ayam dan mie, suiran ayam, tahu, dan ati ampela, dan lain-lain. Harganya sangat bersahabat mulai dari 5ribu hingga 8ribu. Oh ya selama di Lombok tepatnya makan siang ketika jalan-jalan, kita selalu makan nasi balap lho karena memang murah dan enak.

Setelah makan siang, kita bergegas menuju pantai Seger yang letaknya tidak jauh dari Pantai Seger. Sesuai dengan namanya, setiba kita sampai, pantainya bener-bener bikin seger dipandang loh!

Laut biru dan pasir putihnya memang bikin seger!


Kata Aji, kalau kita ingin menikmati keindahan pantai Seger ini kita harus mendaki bukit disebelahnya. Dari bukit itu kita bisa melihat keindahan dua pantai sekaligus yaitu pantai Seger dan pantai Mandalika. Kita mendaki hanya membutuhkan waktu 15 menit saja, panorama dari puncak bukit ini apabila kita melihat pantai mandalika seakan seperti di Pulau Rinca-nya Komodo loh, dan kalau kita melihat ke sisi pantai Seger itu bener-bener juara banget!

Mendaki bukit Seger

Sisi Pantai Seger

Pantai Mandalika; Seperti Pulau Rincanya Komodo!

Pantai Seger memang bikin seger!
Puas menikmati keindahan dari Pantai Seger dan Mandalika dari atas bukit, akhirnya kita turun kembali dan meneruskan jalan pulang. Sebelum pulang, kita mampir dulu ke Desa Sade untuk membeli oleh-oleh khas Lombok. Oh ya, desa ini merupakan desa asli dari suku sasak tetapi sudah menjadi potensi wisata untuk membeli kerajinan Lombok seperti kain songket, tas, dll yang pastinya harganya murah banget dari toko oleh-oleh di Mataram.

Disini kita nantinya akan ada guide asli masyarakat sana dengan membayar seikhlas nya saja, mereka akan menginformasikan apa saja tentang desa Sade ini, mulai dari cara mereka mengepel menggunakan kotoran sapi, wanita wajib bisa menenun, dan apabila kita laki-laki suka dengan anak gadis desa ini, maka untuk menikahinya kita harus menculik dia. Setelah belanja selsai, kita pun langsung pulang untuk istirahat.

Desa Sade
Pilih-pilih kerajinan gelang
Guide masyarakat sini
Oleh-oleh buat yang jauh disana
Salah satu rumah yang baru di pel dengan kotoran sapi
Sedang menenun


 Tips :
  • Usahakan kalian apabila ingin menuju pantai di sekitaran Kuta seperti Tanjung Aan, Seger, Mandalika, dan Kuta, berangkat dari Mataram pagi hari.
  • Mengapa pagi hari? Karena supaya kalian pulang ga terlalu malam atau hari sudah gelap dari Kuta sampai Mataram. Karena kata Aji dan seluruh warga Mataram, jalur dari Kuta menuju Mataram via BIL kalau sudah gelap itu rawan begal. Mereka aja pada takut kalau pulang malam dari sana.
  • Untuk tiket cukup membayar motor saja sebesar 5ribu/motor/pantai. 
  • Untuk kendaraan umum menuju Kuta gue rasa cukup sulit dan juga jarang, lebih baik kalian sewa motor atau mobil saja karena lebih efisien waktu.
  • Ketika kalian beli oleh-oleh/kerajinan di Desa Sade, tawar lah karena mereka juga senang di tawar. Yang pasti setelah tawar menawar kalian akan mendapatkan harga yang sangat terjangkau loh!  

Hari-5 Air terjun Kertagangga, Air terjun Sendang Gile, Air Terjun Tiu Kelep 16 Januari 2016

Hari ini rencana kita ga ke pantai lagi, karena sudah 2 hari berturut-turut pantai. Setelah rembukan akhirnya kita memutuskan untuk menuju air terjun Kertagangga, Sendang Gile, dan juga Tiu Kelep. Ketiga air terjun tersebut cukup jauh loh dari Ampenan, apalagi Senda Gile dan Tiu Kelep yang sudah masuk kawasan desa Senaru, pintu masuk pendakian Gunung Rinjani.

Kita memulai perjalanan sekitar jam 9 pagi. Personil yang ikut ditambah dua bocah cah Lombok asli yang selalu menjadi guide gratisan kita yaitu Aji dan Satria. Perjalanan di mulai dari Ampenan - Pusuk - Pemenang - Tanjung hingga sampai di desa atau curug tujuan pertama kita yaitu Kertagangga di desa Gangga. Perjalanan dari Ampenan hingga air terjun Kertagangga memakan waktu 2 jam perjalanan karena kita jalan santai dan melewati hutan Pusus yang berkelok-kelok dan banyak monyet liar di tengah jalan. Oh ya kita juga beli minuman khas Lombok di Pusuk tepatnya di Pass Pusuk yaitu Tuak manis. Tenang, minuman ini dijamin 0% alkohol, rasanya enak banget tapi jangan cium aromanya ya, karena kata Renhil cah pilipin, baunya kaya ketek.

Dari plang air terjun Kertagangga menuju parkiran, perjalanan masih harus menempuh jarak 7kilometer lagi. Disini, kita cukup membayar motor 5ribu dan perorang 3ribu saja. Kertagangga terdapat 3 curug, yang pertama itu ada di paling atas dan bisa dibuat berenang, yang kedua di dekat jalan setapak ketika kita mau menuju curug 1, dan yang ketiga ada di bawah dengan medan yang cukup sulit. Kita pertama-tama akan menemukan curug yang ke-2 dan hanya bisa foto-foto, ga lama dari situ, kita tiba di curug 1 yang sudah dibuatkan semacam getek, karena tidak ada lahan atau batuan alami untuk kita duduk disana.

Air Terjun Kertagangga!

Ini curug 2 Kertagangga

Jalan setapak menuju Curug 2

Ini curug 1 Kertagangga
Kita tidak berlama-lama menikmati curug 1 dan 2 Kertagangga karena kondisi lahan untuk berdiri disana sempit dan banyak keluar masuk wisatawan. Akhirnya kita memutuskan untuk menuju curug 3 yang berada di bawah. Untuk menuju curug 3, tidak jelas plang arahnya, kita hanya mengikuti guide gratisan kita yaitu Aji dan Satria. Perjalanan dengan menurunin bukit dan menyebrang sungai selama 15 menit dan kitapun sampai di Curug ke-3 Kertagangga.Curug ini berada di celah tebing, mirip banget seperti Green Canyon Pangandaran. Untuk melihat curug dan melihat kolam diatasnya, kita harus berenang terlebih dahulu. Tetapi karena kita masih akan jalan lagi menuju Sendang Gile dan Tiu Kelep yang jauh disana, akhirnya kita hanya menikmati saja panorama dari keindahan air terjun Kertagangga ini.

Curug 3 Kertagangga

Curugnya ada di dalam celah itu

Sebrang sungai, naik turun bukit dulu

Puas menikmati keindahan air terjun Kertagangga, saatnya kita bernagkat menuju destinasi lainnya yaitu Sendang Gile dan Tiu Kelep. Perjalanan kita lanjutkan selama lebih kurang 2 jam dengan istirahat untuk makan siang. Memang jauh sekali lokasi air terjun Sendang Gile ini karena sudah berada di wilayah Bayan, Desa Senaru, Lombok Utara dimana pintu masuk pula untuk pendakian Gunung Rinjani. Perjalanan dengan melewati pinggir pantai utara Lombok yang sangat indah, melewati bukit dan sesekali terlihat Rinjani di kanan jalan kita, keren tetapi lamanya perjalanan membuat pantat terasa tepos, terlebih kita juga terkena hujan setelah masuk di wilayah Desa Senaru.

Akhirnya sekitar jam 2 siang kita pun tiba di parkiran Sendang Gile yang habis diguyur hujan deras. Dengan membayar perorang 5ribu saja, kita sudah dapat menikmati dua air terjun ter-eksotis di Lombok yaitu Sendang Gile dan Tiu Kelep. Perjalanan dari loket menuju Sendang Gile dengan menuruni anak tangga yang banyak banget, kebayang gak nanti pas baliknya kita ke parkiran.

Perjalanan menuruni anak tangga selama 10 menitan akhirnya kita sampai di air terjun pertama yaitu Sendang Gile! Panorama nya wow sekali, air terjun tunggal dengan debit air yang cukup deras, sangat enak buat akupuntur loh. Kita pun  ga sia-siain untuk menikmati segarnya air Sendang Gile ini dan mencoba masuk menuju dalam air terjun dan rasanya luar biasa!

Air Terjun Sendang Gile!

Di dekat pusat air terjun


Air terjun Sendang Gile ini tinggi, terus bagi kalian yang ingin menyebrangi air tejun nya lewat dalam, bisa kok cuma agak sakit aja kena percikan air yang sangat deras dan juga berisik parah, tapi itu semua seru! Setelah puas menikmati Sendang Gile, saatnya kita pindah menuju air terjun para bule katanya, yaitu Tiu Kelep. Dari Sendang Gile, kita nantinya ketemu pertigaan dan belok kiri, dari situ perjalanan setapak melewati hutan dan menyebrangi sungai selama 30 menit saja.

Meskipun agak menguras tenaga, tetapi ketika kita sudah sampai, capek kita seakan hilang, yap bener-bener hilang karena panorama Tiu Kelep ini memang sangat luar biasa!

Air Terjun Tiu Kelep!



Di Tiu Kelep, kalian bisa berenang sepuasnya karena terdapat kolam alami di dekat pusat air terjun nya. Tetapi jangan terlalu dekat dengan air terjun nya karena arus bawah yang kuat, takutnya kalian kehisap oleh pusaran dibawahnya karena dulu air terjun ini cukup memakan korban. Puas menikmati Tiu Kelep dan waktu juga sudah menunjukan pukul 4 sore, kita kembali menuju parkiran dan sampai jumpa kembali Kertagangga, Sendang Gile, dan Tiu Kelep.

Perjalanan anak tangga ini cukup bikin ngos-ngosan dan ketauan siapa aja yang jarang olahraga loh. Sesampainya di parkiran kita bersih-bersih dan segera pulang. Kita pulang melalui jalur yang sama, tetapi sesampainya di daerah Tanjung, kita mampir untuk mencicipi sate khas sini, yaitu sate ikan laut atau sate tanjung. Harganya hanya 1000 rupiah pertusuk loh dan rasanya enak bangetttttt. Sate ini cuma di jual di Tanjung dan sekitatnya aja (sepengetahuan gue dan kata Aji Satria), jadi buat kalian yang di Mataram dan mau nyicip sate tanjung, ya ke daerah Tanjung dulu ya.

Kita tiba di Mataram lagi sekitar jam 8 malam dan keadaan fisik sudah lelah sekali, tetapi tetep happy dong pastinya. Karena badan temen-temen banyak yang drop, kita putuskan untuk segera istirahat dan kemungkinan besok nya kita juga istirahat lagi seperti saat kita baru sampai Lombok.

Tips : 
  • Bagi kalian yang dari Mataram, rute menuju Air terjun Kertagangga, Sendang Gile, dan Tiu Kelep adalah searah. Pertama yang kalian akan temui adalag jalan menuju Kertagangga, baru habis itu Sendang Gile dan Tiu Kelep. Perjalanan nya lebih cepat lewat Pusuk tembus ke Pemenang, tetapi kalau hujan deras, lebih baik lewat Senggigi saja, meskipun lebih lama yang penting safety.
  • Pakai sendal yang antislip seperti sendal outdoor. Jangan pakai sepatu atau sendal karet karena ga nyaman
  • Perjalanan dari Mataram menuju Sendang Gie itu sangat jauh, siapkan fisik dan kondisi kendaraan. Untuk petunjuk arah, ikuti saja jalur menuju Bayan, nanti ada plang wisata menuju Sendang Gile nya kok.
  • Siapin fisik lagi untuk menuju perjalanan dari loket menuju air terjun Sendang Gile dan Tiu Kelep, karena treknya beranak tangga untuk menuju Sendang Gile dan Trek seperti menjelajah hutan ketika menuju Tiu Kelep. Tapi dibalik lelahnya kalian, jangan lupa nyebur supaya seger lagi dan nyesel banget kalo kalian ga nyebur loh!
  • Untuk angkutan umum, lagi-lagi gue ga rekomendasiin si untuk jalan-jalan eksplore Lombok. Enakan kalian sewa motor atau mobil, lebih praktis dan efisien waktu, pastinya juga bisa point to point dan Lombok itu ga macet cuy! 

  
Hari-6 Pantai Tiga Setangi 17 Januari 2016

Karena badan sudah pada lelah, kita putuskan hari ini untuk istirahat sejenak. Beneran loh, perjalanan kemarin menuju Sendang Gile itu bener-bener menguras tenaga banget apalagi kita pakai motor. Tetapi bukan pejalan kalau cuma diem saja dirumah. Kita rembuka lagi dan akhirnya hari ini kita cukup menikmati sunset lagi di pantai yang ga jauh dari Mataram.

Dengan guide kita lagi-lagi si Aji dan Satria, kita direkomendasiin untuk menikmati sunset di Pantai Tiga Setangi, pantai sebelum Nipah dan sesudah Senggigi dikit. Pantai disitu keren, banyak pohon kelapa dan garis pantainya langsung menuju barat tanpa ada halangan apapun seperti tebing. Kita mulai berangkat dari Ampenan jam 4 sore.

Perjalanan memakan waktu 40 menit akhirnya kita sampai di pantai Tiga Setangi. Oh ya pantai ini cukup sulit karena tidak ada plang pastinya. ciri-cirinya adalah ketika kalian jalan tetapi sudah sampai di Villa Hantu, berarti kalian putar balik menuruni bukit karena pantai Tiga Setangi itu tepat di bawah tebing Villa Hantu. Dari situ jalan pelan-pelan nanti kanan jalan (kalau salah jalan) atau kiri jalan kalian (kalau jalannya benar dari Senggigi), ada pagar dan tulisan Pantai Tiga sebelum tanjakan menuju Villa Hantu. Cukup membayar 3ribu saja untuk motor dan orang gratis, kita bisa menikmati indahnya pantai Tiga Setangi.

Pantai Tiga Setangi ini bener-bener keren! Jejeran pohon kelapa dan garis pantai yang luas, sunset pasti bakal keren banget disini. Ombaknya yang seru karena akan menggulung kita tetapi ga lama membawa kita balik lagi ke tepian, serasa diombang ambing loh. Sekitar jam 18.30 matahari sudah mulai terbenam, dan ini lah moment keren ketika berada di Pantai Tiga Setangi.
Sunsetnya ajib!

Menuju sang pencerah (?)

Berenang disini asik banget loh


Matahari sudah mulai tenggelam

Sunset diantara pohon kelapa
Puas menikmati sunset, malamnya kita mencoba makanan khas Lombok yang uda terkenal mungkin seantereo Indonesia, yap ayam taliwang yang rasanya hmmmm enak pedas-pedas manis si menurut gue. Harganya pun bersahabat, cukup 40ribu sudah dapat 1 ekor ayam taliwang kecil, 2 nasi, dan 2 air putih. Rasanya cukup juara dan harganya bersahabat. Setelah kenyang, ga lengkap rasanya kalau kita ke daerah orang tapi ga ke alun-alun nya. Alun-alun Mataram adalah taman Sangkareang, disana kita jajan-jajan cilok aja sambil menikmati suasana taman. Setelah itu, kita semua pulang dan merencanakan esok hari yang ga kalah seru.




  

Hari-7 Gili Nanggu dan Gili Kedis 18 Januari 2016

Rencana kita hari ini yaitu main-main di pantai lagi. Sesuai rencana sebelumnya, sekarang saat nya kita nyelem-nyelem dan lenyeh-lenyeh di Gili. Gili itu sebutan pulau yang ukurannya kecil. Oh ya tujuan kita bukan ke Gili Trawangan dkk ya, tetapi cukup jauh dari Ampenan, cukup dekat dari pelabuhan Lembar, keindahan bawah lautnya yang bagus banget, yap Gili Nanggu!
  
Kita berangkat dari Ampenan sekitar jam 9 pagi, perjalanan dari Ampenan menuju Gili Nanggu yang berada di daerah Sekotong memakan waktu 1 setengah jam saja jalan santai. Adapun jalur yang kita lalui adalah Ampenan - Pelabuhan Lembar - Sekotong. Intinya, tujulah Sekotong ketika kalian sudah sampai pelabuhan, nanti ada petunjuk yang mengarahkan ke wisata Sekotong, nah ikuti aja deh.

Perjalanan dari pelabuhan sampai Sekotong itu cakep karena kita akan melalui pinggir laut sambil melihat kapal Ferry yang akan singgah ke Lembar. Ga lama, kalian akan melihat banyak plang "perahu ke Gili Nanggu dkk", nah disitu deh banyak banget jejeran perahu yang bisa kalian sewa untuk menjelajah gili disana. Setelah kita parkirkan kendaraan, kita langsung menuju boat man dan tawar menawar harga.

Kita kebetulan ada bersepuluh, awalnya boat man menawari kita 350rb/kapal, tawar menawar agak alot tetapi alhamdulillah kita dapet harga sewa 250rb/kapal untuk ke 3 gili yaitu Gili Nanggu, Gili Kedis, dan satu lagi gue lupa namanya. Kita tawar menawar langsung ke boatman, ternyata kata dia kalo mau tawar menawar jangan dekat kapal, karena ada calo juga disini yang ngebuat harga mahal, jadi pastiin kalo kalian tawar menawar dengan boat man dengan ciri-ciri salah satunya yaitu kapalnya bisa ngangkut sampai 10 orang, ga 5 orang atau 6 orang aja dengan harga 350rb. 

Sesudah tawar menawar harga kapal, ga asik kan kita uda ke gili tapi ga menikmati keindahan bawah lautnya. Oh ya kita juga tawar menawar soal peralatan snorkeling seperti snorkel, pelampung, dan fin. Awalnya, kita dikasi harga per item adalah 25ribu, brarti untuk sewa snorkel, pelampung, dan fin bisa 75rb. Mahal? tawarlah, kita tawar menawar agak alot, akhirnya kita mendapatkan harga 150rb aja untuk menyewa 4 snorkel, 3 pelampung, dan satu fin yang nantinya kita pakai secara ganti-gantian, murah kan kalo ditawar. Perahu uda dapet, peralatan snorkel pun juga, saat nya berangkat!


Perjalanan dengan kapal hanya memakan waktu 15 menit saja dan kita sampai di Gili Nanggu. Gili Nanggu ini pantainya sangaaaaaat putih dan ombak lautnya itu cukup tenang. Sayangnya, pulau ini ternyata pulau privat dan ketika kita menaruh barang di barugak, ada seseorang yang menagih kita retribusi 5rb/orang. Pemanasan, lari-lari kecil, saatnya menceburkan diri ke laut!

Karang ditepi pantai sudah banyak yang mati, kalau kalian mau melihat indahnya karang Gili Nanggu, kalian harus ketengah karena disana sedang dikembangkan karang-karang yang indah pastinya. Bagi kalian yang ga bisa berenang, tenang aja karena terdapat semacam kandang karang yang menjulang dari kedalaman 10 meteran hingga sampai ke permukaan laut yang bisa kalian pakai untuk duduk maupun istirahat. Kegiatan snorkel maupun freedive disini sangat seru loh karena banyak sekali ikan dan karang nya juga baru banget di perbaiki. Jangan lupa membawa roti untuk menarik ikan dekat kalian, kamera underwater atau underwater case buat hape, dan jangan sekali-sekali injek karang yang masih hidup ya! Buat keindahan bawah laut Gili Nanggu, silahkan lihat gambarnya ya.


Asik buat freedive loh

Tempat perkembangan karang

Menuju lebih dalam lagi sekitar 8 meter

Karangnya bagus banget disini

Ikannya banyak asal ada roti




Kondisi arus bawah laut yang mulai ga stabil dan kita pun juga sudah sangat puas menikmati indahnya panorama bawah laut Gili Nanggu, saatnya kita pindah pulau untuk menuju gili yang katanya sangat kecil tetapi memiliki pasir yang sangat putih, yap Gili Kedis. Ga jauh dari Gili Nanggu, kita sampai di Gili Kedis. Pulaunya itu kecil sesuai dengan namanya gedis yang artinya kecil. Kita pun mengelilingi pulau ini hanya 10 menit saja. 

Panorama bawah laut di Gili Kedis tidak sebagus Gili Nanggu karena sudah banyak sekali karang yang mati dan di dominasi oleh rumput laut. Tetapi kalian bisa menikmati indahnya panorama dari Gili Kedis ini, indah banget ditambah pasirnya yang sangat putih dan pada saat itu hanya group kita saja yang ada disana, serasa kaya di pulau pribadi loh!

Gili Kedis

Nikmati dulu aja bro

Tenang nya air laut



Puas menikmati indahnya Gili Kedis, seharusnya kita ke Gili yang terakhir tapi gue lupa namanya. Karena rata-rata temen uda pada mabok laut, yasudah kita putuskan untuk pulang kembali menuju dermaga dan bersih-bersih. Kita sampai lagi di dermaga sekitar jam setengah 4 sore. Kita ga sempet bersih-bersih karena air disini sedang mati, akhirnya kita putuskan untuk pulang dan katakan sampai jumpa lagi Gili Kedis dan Gili Nanggu!

Sesampainya di rumah, malamnya kita wisata kuliner lagi dong biar enak. Nah wisata kuliner malem ini adalah makan sate yang khas dari Lombok, yaitu sate Rembiga yang dijual di daerah Rembiga. Sate ini seperti sate Maranggi yang di jual di Purwakarta, tetapi rasanya lebih pedas dan kaya rempah, pokoknya mantap! Seporsi dibanderol dengan harga 20ribu saja baik yang rembiga sapi maupun rembiga sapi kelapa (rekomended yang rembiga aja, soalnya yang kelapa tu rasa sapinya ga begitu kerasa, dominan gurih kelapa).  Setelah kenyang, saatnya kita pulang untuk istirahat dan merencanakan untuk hari esok.

Tips :
  • Buat kalian yang mau ke Gili Nanggu dkk, Gili tersebut berada di wilayah Sekotong, Lombok Barat.
  • Arahnya adalah dari Mataram menuju Pelabuhan Lembar, nanti darisana ada petunjuk ke Sekotong atau wisata laut Sekotong, ikuti saja deh jalurnya sampai kalian ketemu plang kapal ke Gili Nanggu dkk.
  • Usahakan kalian datang rombongan supaya sewa kapal maupun alat snorkel lebih murah.
  • Sewa boat rata-rata dikenai tarif 350-250 untuk maksimal 10 orang. Terus tawar sampe kalian dapet tarif 250 karena itu termurah. Dan satu lagi, kapal itu bisa muat sampe 10 orang, kalo boatman yang kalian tawar bilangnya kapal hanya muat 6 orang dengan tarif sama kaya 10 orang, tinggalin aja cari yang lain. 
  • Usahakan tawar menawar dengan boatman. Agak susah si tapi sebetulnya boatman itu orang yang kalem kalo diajak tawar menawar, dan biasanya kalo langsung nawar ke boatman itu, kapal mereka bisa muat 10 orang, ga hanya 5 atau 6 orang.
  • Untuk alat snorkel, langsung minta tawar juga ke boatman, kalo alot, nanti boatman akan mengantarkan kita ke pemilik alat snorkel, baru deh kita tawar menawar sama pemiliknya langsung.
  • Bawa Sunblock karena teriknya parah banget, bawa makan siang, minum, dan cemilan yang banyak karena tidak ada warung di Gili Nanggu maupun Kedis, dan jangan lupa bawa roti untuk memancing ikan ketika kalian snorkeling ataupun freedive di Gili Nanggu.
  • Enjoy the sea dan jangan buang sampah sembarangan yap!

Hari-8 Air Terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu 19 Januari 2016

Pas gue tidur, ternyata Hani, Ipin, dan Fahmi merencanakan ke suatu tempat yang ga begitu jauh tetapi masih bagus untuk di datengin. Kebetulan temen-temen juga uda pada capek, ya mungkin keforsir juga ya meskipun kita happy, tapi badan juga ga bisa bohong, akhirnya mereka bertiga mengkonsulkan untuk menyewa mobil yang kata temennya Fahmi yaitu si Rani, banyak di Mataram yang nyewain mobil lepas kunci (tanpa supir) hanya 250ribu saja perhari nya.

Pagi hari setelah telepon sana sini, akhirnya gue, Fahmi, dan Satria jalan untuk mencari rental mobil di wilayah Mataram kota. Jujur aja, sewa mobil disini apalagi lepas kunci agak ribet, karena harus orang ber-KTP Mataram. Setelah mencari-cari, kita dapat tempat rental namanya La Bamboo dekat dengan Taman Sangkareang dan bersebelahan persis dengan hotel Chandra. Cukup memperlihatkan KTP, SIM A, Kartu Mahasiswa, akhirnya kita bisa menyewa mobil Avanza dengan tarif 250rb/hari, murah kan?

Mobil sudah dapat, malah kita bingung hari ini mau kemana. Awalnya kita mau ke Sembalun karena mau menikmati keindahan Bukit dan pastinya Gunung Rinjani, tetapi kata pemilik rentcar La Bamboo, jangan nekat kesana apalagi kita naik avanza berdelapan, trek tanjakan nya ga ada ampun. Bikin skut kan makin bingung deh. Berdasarkan usulan si Aji, kita direkomendasiin ke air terjun lagi. Tetapi kali ini bukan di wilayah Bayan melainkan masih di Lombok Tengah, tepatnya di wilayah Batukliang, yap tujuan kita tertuju pada Benang Stokel dan juga Benang Kelambu!

Perjalanan dari Ampenan kita berangkat sekitar jam 12 siang, cukup kesiangan tetapi its okay. Perjalanan dari Ampenan menuju Benang Stokel dan Kelambu yaitu melewati Mataram Kota - Cakranegara dan ikutin jalan lurussss sampai kalian ketemu plang kalau lurus ke arah Benang Stokel dan Kelambu, kiri ke arah jalan raya besar Lombok.

Perjalanan dari Ampenan sampai pertigaan memakan waktu 45 menit, dari pertigaan menuju objek wisata jalur awalnya masih kurang bagus, tetapi makin dekat objek sudah cukup bagus hanya saja jalurnya sempit. Sesampainya di parkiran, kita makan siang dulu karena ngobrol-ngobrol sama orang sana, perjalanan menuju Benang Kelambu adalah paling jauh dan cukup terjal.
Tempat parkir dan mobil rencat kami di Benang Stokel & Kelambu
Setelah makan siang, saatnya kita beraksi untuk menuju Benang-benang disini. Dengan membayar 10ribu/orang, kita memulai perjalanan dengan sampe terlebih dahulu di Benang Stokel. Perjalanan dari loket menuju Benang Stokel ga jauh, ga terjal, dan ga begitu bikin capek, hanya 10 menit kalian sudah sampai di Benang Stokel yaitu air terjun kembar yang tinggi dan eksotis pastinya.
Benang Stokel


Kata orang-orang termasuk Aji dan Satria, Benang Stokel itu hanya bumbu awal di objek wisata ini, yang paling bagus adalah benang Kelambu, tetapi jalurnya cukup jauh dari Benang Stokel. Setelah puas menikmati Benang Stokel, saatnya kita berjalan kembali untuk menuju Benang Kelambu. Perjalanan dari Benang Stokel ke Benang Kelambu di dominasi tanjakan tetapi masih bisa terkendali. Di sana masih terdapat monyet liar loh tetapi tenang karena mereka takut dengan manusia. Setelah perjalanan menyusuri naik turun bukit, kita sampai di pangkalan ojek dan dari sini suara gemuruh air terjun Benang Kelambu sudah terdengar.

Untuk menuju Benang Kelambu, kita harus menuruni anak tangga yang terjal, bahkan lebih terjal dari anak tangga ke Sendang Gile. Akhirnya setelah 35 menit perjalanan dari Benang Stokel, kita sampai di benang Kelamby yang luar biasa indahnya! Dinamakan Benang Kelambu karena air terjun nya itu seperti tirai (kelambu = tirai). Kalau gue lihat-lihat, Benang Kelambu ini hampir sama kaya Pujon Sumber Pitu yang ada di Malang, keren banget pokoknya.
Benang Kelambu!

Seperti tirai



Di Benang Kelambu ini juga terdapat kolam renang buatan yang airnya langsung dari air terjun. Kolam renang ini menurut gue cukup bagus karena viewnya langsung menghadap ke hutan, kaya di resort-resort Bali gitu loh. Cuma kita semua kesini tidak ada yang berenang maupun mandi karena badan kita apa lagi yang laki-laki pada kebakar gara-gara snorkeling kemarin, perih sob rasanya. Setelah puas menikmati indah nya Benang Kelambu, kita kembali lagi untuk menuju parkiran. Perjalanan kembali pun sangat melelahkan karena kita menanjak anak tangga dari Benang Kelambu sangat terjal.

Setelah sampai di parkiran, kita langsung menuju mobil untuk pulang. Tetapi karena kita baru sampai Mataram sore hari, maka kami sempatkan untuk menikmati sunset yang lagi-lagi di pantai Tiga Setangi karena pantai itu best banget buat melihat sunset loh!


Setelah puas menikmati sunset dan ini juga sunset terakhir yang bakal dilihat sama temen-temen gue di Lombok karena mereka besok harus segera pulang dari Lombok. Gue? Masih betah kebetulan di Lombok ditambah Aji dan Satria mau "menanggung hidup" selama gue di Lombok hehehe.

Hari-9 Desa Sade, Pantai Pandanan 20 Januari 2016

Di hari terakhir teman-teman gue di Lombok ini, kita tidak pergi kemana-kemana lagi karena memang ingin mempersiapkan pulang. Sebelum pulang dan mumpungnya juga mobil belum genap 24 jam, kita manfaatkan untuk membeli oleh-oleh ataupun titipan kita, yaitu menuju Desa Sade lagi. Kita berangkat dari Ampenan jam  setengah 7 pagi dan sampai di Sade jam 7.15 pagi, masih sangat sepi disini. Singkat cerita kita selsai beli oleh-oleh di Desa Sade, kita ke pasar seni untuk melihat-lihat baju, setelah itu langsung kembali ke rumah om nya Hani di Ampenan lalu gue dan Fahmi mengembalikan mobil ke La Bamboo dan siangnya kita istirahat saja. 

Sorenya, temen kita satu jurusan juga yaitu si Like dateng ke Lombok karena emang ada sodaranya yang tinggal di Lombok dan kebetulan doi juga mau ngambil data skripsi disini. Si Like itu pacarnya Satria, jadi ya kita semuanya jadi akrab gitu deh ya. Kebetulan juga, temen gue si Nuke yaitu temennya si Joyo juga lagi KKN di wilayah Malaka, Lombok Utara, kebetulan juga temen-temen gue lagi istirahat, yasudah gue sama Aji Satria dan Like ke Malaka buat nemenin gue ketemu sama Nuke di pantai Pandanan.
Di Pantai Pandanan

Bersama Nuke, ketawa dusta

Gue, Like, dan Satria
Setelah bertemu dengan Nuke, kita berempat bergegas kembali ke rumah om nya Hani karena temen-temen gue udah pada mau pulang dari Lombok tetapi masih main-main di Bali dulu baru pulang ke Jakarta nya pakai pesawat hari jumat malam. Kenapa gue ga ikut? Gue masih kepincut sama pelukan Lombok yang bener-bener hangat banget (apaansi), ya intinya gue masih mau eksplore lebih aja di Lombok itu. Oke tepat jam 10 kita pamit ke keluarga om nya Hani yang udah baik banget mau menyediakan rumahnya untuk menginap, dikasi sarapan maupun makan malam, bahkan dipinjemin motor untuk kita pakai selama jalan-jalan di Lombok.

Kita semua sampai di pelabuhan jam setengah 11 malam dan sampai jumpa lagi kawan, Fahmi, Fakhri, Renhil, Hani, Hania, Ipin, dan Anggi dimana kita udah main-main lama di Lombok dari Jakarta bareng-bareng, sampai jumpa lagi di jalan-jalan selanjutnya ya! 

Setelah mereka pergi meninggalkan Lombok, sekarang tinggal gue, Aji, Satria, dan si Like aja ni yang masih di Lombok. Kalo Aji ama Satria emang bocah Lombok, Like ke Lombok karena ingin bertemu sodara sekaligus juga ngerjain skripsi, lah gue? Oke kita main lagi ya besok!

Hari-10 Sembalun 21 Januari 2016

Selamat pagi kota Lombok dimana pagi ini sekarang gue uda ga sama temen-temen gue lagi, melainkan sama teman-teman yang asli Lombok yaitu Aji dan Satria ditambah Like temen kampus gue dan pacarnya Satria juga. Awalnya, gue mau bermalam selama sisa-sisa hari gue di Lombok di rumah singgah backpacker Lombok, tetapi karena Satria adalah pengurus rumah singgah, dan Aji juga rumahnya tidak banyak orang, hanya dia seorang, demi kenyamanan gue akhrinya gue diperbolehkan untuk bermalam di tempat Aji ataupun Satria, wah kalian baik banget padahal saya gresek.

Hari ini rencananya kita mau ke tempat yang adem di Lombok, kita bosan dari kemarin ke tempat yang panas, curug, pantai, sekarang saatnya relaksasi badan di tempat yang sejuk. Bertepat di kaki gunung tertinggi ke-tiga di Indonesia, tempat dimana banyak sekali bukit-bukit nan elok, yap Sembalun.

Kita berempat berangkat jam 9 siang dari rumah Satria di Ampenan, perjalanan menuju Sembalun menggunakan motor menurut gue jauh banget dari perjalanan sebelumnya. Rute untuk ke Sembalun adalah melalui Mataram - Cakranegara - Aikmal - Sembalun Bumbung - Sembalun Lawang. Perjalanan sudah kita tempuh selama 1 setengah jam, tetapi baru sampai Aikmal, butuh sekitar 1 jam lagi untuk sampai Sembalun. 

Dari Aikmal, perjalanan sudah mulai terasa tanjakan dan ademnya, hingga sampai masuk gerbang Taman Nasional Gunung Rinjani, trek sudah berubah memasuki hutan yang sangat sejuk, teduh, tetapi tidak ada lampu penerangan sama sekali. Masih terdapat monyet liar juga loh disini ditambah jalanan sepi. Sebelum kita sampai di Sembalun Pass, kita akan melewati tanjakan yang pokoknya ampun deh, ngetrek banget sob! Bahkan kalo kita salah ambil posisi pedal gas, mau ga mau kita harus ada yang turun karena tanjakan yang sangat terjal, berlikuk, dan curam. Setelah tanjakan itu kita sampai deh di Sembalun Pass yang pada saat itu sayang sekali mendung, padahal kalau ga mendung kata Aji Satria dan Like, pemandangan dari sini sangat juara!

Jalan berliku sebelum Sembalun Pass

Pemandangan bukit yang menakjubkan


Di Sembalun Pass, kita beli cilok dan makan siang di Barugak yang baru setengah jadi. Setelah itu, kita meneruskan perjalanan turun untuk menuju Sembalun Bumbung terlebih dahulu. Perjalanan turun dari Sembalun pass menuju Sembalun Bumbung cukup curam, malah curam banget si soalnya udah curam, jalanan nya sempit, ditambah ada beberapa jalur yang rusak, cakep bener ni jalanan. Setelah sampai di Sembalun Bumbung yang habis di guyur hujan, hamparan bukit-bukit yang sangat indah dengan ketutup kabut diatasnya, menambah suasana syahdu ketika kita datang kesini.

Indahnya bukit di sembalun bumbung


Masjid unik di sembalun bumbung


    
Kita itu ga ada tujuan mau kemana ketika pas ke Sembalun, bukan ke bukit Pergasingan (karena kesiangan dan cuaca kurang bersahabat) atau bukit lainnya, melainkan hanya jalan-jalan menikmati hawa gunung yang sejuk. Dari Sembalun Bumbung, kita meneruskan perjalanan menuju Sembalun Lawang, tempat dimana kalian bisa melihat indahnya jajaran bukit, persawahan, dan pastinya gerbang menuju puncak sang dewi anjani yang pada saat itu semua sedang tertutup kabut tebal.

Kita sampai di Sembalun Lawang, lalu solat, makan bakso enak di pinggir jalan dan mengobrol sama pedagang bakso. Memang cuaca disini sedang hujan terus, bahkan Rinjani saat ini sedang tidak pamor pendaki karena puncaknya yang ditutup (hanya sampai pelawangan Sembalun & Senaru) ditambah cuaca yang sangat buruk diatas sana. Setelah makan bakso dimana pemandangan depan kita adalah bukit Pergasingan yang sangat sangat sangat bagus, kita melanjutkan perjalanan sekaligus pulang.


Lagi-lagi bukit menawan

Hamparan sawah yang indah nan jauh dimata



Bukit Pergasingan

Setelah melewati bukit Pergasingan, apabila cuaca cerah maka kiri jalan kita adalah pemandangan landscape Gunung Rinjani yang sangat indah. Tetapi sayang, saat itu cuaca sedang mendung dan berkabut hebat, mungkin gue disuruh dateng lagi kesini bukan hanya melihat si Rinjani, tetapi harus mendaki ke puncaknya langsung, amin. 

Satria, Aji, dan Gue, Cah Gresek Lombok
Kita pulang bukan lagi melewati Sembalun Bumbung lalu Aikmal, melainkan melewati Bayan, Tanjung, Pemenang, Senggigi lalu sampai ke Ampenan dimana hari ini kita full mengitari setengah pulau Lombok, dan juga melintasi seluruh kabupaten dan kota Lombok mulai dari Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur (Lokasi Sembalun), Lombok Utara, Lombok Barat, dan kembali lagi ke Mataram. Rasanya? Cuapekkk men tetapi terasa puas sekali bisa jalan-jalan suasana gunung dapet, mengitari seluruh Lombok juga dapet.

Oh ya di Sembalun ga hanya wisata trekking bukit atau gunung ya, disana juga terdapat air terjun yang bagus namanya Mangku Sakti. Lokasinya kalian dari arah Sembalun Lawang turun terus ke arah Bayan, ga jauh deh dari Sembalun Lawang nanti ada plangnya mengarah ke Mangku Sakti. Kita kemarin ga kesana karena kondisi saat pulang hujan deras, bahkan sempet terjadi tragedi banjir yang bisa dibilang banjir bandang kecil di wilayah Bayan, ditambah gelombang laut yang mencekam ketika kita melewati jalur Bayan hingga Tanjung.

Buat kalian yang mau jalan-jalan ke Sembalun, pastiin kondisi motor atau mobil kalian sangat prima, terutama di ban dan rem nya. Kalau motor si bukan ngeremehin ya, tapi kalo motor dibawah 125cc melewati tanjakan sini, lumayan juga bahkan kalo boncengan mau gamau harus turun dulu. Mobil juga, usahakan mengendarai mobil selihai mungkin karena jalur tanjakan nya yang sadis.


Hari-11 Mata air Aiq Nyet Sesaot 22 Januari 2016

Setelah kemarin kita sudah berjalan cukup jauh sampai-sampai muterin pulau Lombok, kita istirahat dulu hingga siang. Sebetulnya hari ini kita ingin menuju Jerowaru untuk ke Tanjung Bloam, Pantai Pink, dan Tanjung Ringgit, tetapi karena kondisi fisik kita capek, dan berhubung juga Like mau ke rumah sodaranya di daerah Sesaot, gue pun dihasut oleh mereka bertiga untuk kesana aja, mandi di mata air yang seger banget katanya, gue si hayu aja men!
  
Di Sesaot itu terdapat hutan hujan tropis yang kata Like sudah banyak berubah menjadi perkebunan. Tetapi disana juga terdapat hutan lindung yang di dalamnya terdapat mata air sebagai objek wisatanya, yaitu Aiq Nyet yang berarti air dingin. Kita mulai jalan dari rumah Satria sekitar jam setengah 3 sore, melewati Cakranegara, Narmada, lalu nanti kita kita ketemu perempatan Narmada dimana kiri kita adalah pasar Narmada, baru kita belok kiri.

Dari perempatan tersebut menuju Sesaot tidak terlalu jauh, sekitar jam 15.15 sore akhirnya kita sampai di rumah sodaranya Like yang berada dekat sekali dengan hutan lindung Sesaot. Sesampainya di rumah sodaranya Like, kita langsung disuguhi duren yang baru saja jatoh, wihhh rejeki. Duren Lombok itu punya karakteristik unik, meskipun buahnya kecil, tetapi pas dibelah daging durennya wangi dan besar, lalu bijinya yang kecil, seperti duren montong saja rasanya.

Pesta pesta


Setelah puas menikmati duren yang enak banget ini, kita bergegas menuju Aiq Nyet yang berada di hutan lindung Sesaot. Dari rumah sodaranya Like ke Aiq Nyet itu deket banget, hanya butuh waktu 10 menit kita sampai di parkiran, setelah itu kita menurunin anak tangga yang tidak terjal dan sampailah kita di mata air yang dianggap suci oleh masyarakat sekitar karena airnya langsung dari Gunung Rinjani, Aiq Nyet Seasot!

Kolam mata air Aiq Nyet

Sudah bagus tempatnya


Kata Satria, tempat ini sudah bagus dari sebelumnya, sudah ada jembatan permanan dan banyak berugak. Ga pake lama kita berempat pun langsung berenang yang airnya disini dingin banget loh ditambah hujan deras waktu itu dan untungnya, kita tidak dikenai biaya sepersen pun karena sudah sore dan tidak ada satu orang pun kecuali kita, jadi serasa kolam pribadi aja. 

Objek wisata Aiq Nyet Sesaot ini bukanlah objek wisata unggulan di Lombok seperti Senggigi, Trawangan, ataupun Kuta. Tapi menurut gue, karena lokasi ini bukanlah wisata unggulan, wisata Aiq Nyet ga salah kalo masuk list kalian saat berkunjung ke Lombok, soalnya asik sih kita berenang langsung di mata air.

Pose sebelum berenang sama si Aji sableng

 
Berenang bersama
Sebetulnya kita berenang ga begitu lama, karena sudah mulai kedinginan sekarang saatnya untuk menyudahi berenang kita biar ga masuk angin. Sesampainya di tempat sodaranya Like, eh lagi-lagi kita dikasi duren dan bonus tuak manis yang bener-bener baru turun loh, wah seger banget! Oh ya buat kalian yang mau nyobain tuak manis, usahain beli yang baru turun yaitu beli di sore hari. Warna nya pun kalo yang sudah disimpan itu sudah agak keputihan, tapi kalo yang baru turun itu warnanya coklat. Rasanya seger banget dan gue pribadi termasuk orang yang ketagihan sama minuman satu ini, dijamin 101% ga ada alkohol.



Tuak manis yang baru turun

Warnanya coklat
Udah kenyang karena duren dan juga puas minum tuak manis, sekarang saatnya kita pamit ke sodaranya Like dan kembali lagi ke rumah Satria di Ampenan. Sebelum pulang, kita nyobain dulu salah satu makanan khas Lombok lainnya yaitu sate Bulayak. Sate Bulayak merupaka sate sapi yang dipotong tipis banget (kata Aji ini sate lalat karena bentuknya yang kecil kaya lalat) dan bulayak itu merupakan lontong nya, pelengkap untuk makan sate. Ga hanya daging sapi, tapi juga bisa di campur dengan usus dan ati. Seporsi kita makan 15rb aja dapet 10 sate tusuk campur dan 7 Bulayak, ngenyangin loh.

Setelah makan kenyang, sekarang waktuna kita pulang untuk istirahat. Untuk bermalam hari ini, gue tidur di rumahnya Aji di daerah Gunung Sari, ga jauh juga dari Ampenan.


Hari-12 Tanjung Bloam, Pantai Pink, dan Tanjung Ringgit 23 Januari 2016

Hari sabtu lagi di Lombok, tetapi ini adalah hari terakhir gue untuk jalan-jalan disini. Awalnya gue mau sebulan di Lombok, tapi apa daya, orang rumah ternyata sudah rindu saya *terharu. Nah karena ini hari terakhir saya di Lombok, maka gue bilang sama Aji buat jalan-jalan ke tempat yang bagus banget meskipun jauh sekalipun. Setelah browsing-browsing sambil nyeruput kopi di rumah Aji yang ibu bapaknya baik parah, hari ini kita putuskan untuk menuju Lombok Timur, tepatnya di daerah Jerowaru, perjalanan lebih kurang 3 jam dari Mataran, yap Tanjung Bloam!

Sekalian gue packing untuk persiapan pulang besok pagi, kebetulan gue pulang naik pesawat gara-gara orang rumah uda rindu sekali. Beruntungnya, gue dapet tiket hanya 550ribu buat pulang ke Jakarta hari minggu pagi, lumayan murah juga si menurut gue. Setelah booking pesawat, packing selesai, sekarang gue pamit ke ibu bapak nya Aji yang uda baik banget mau rumahnya ditumpangi bahkan selalu dibuatin sarapan dan bekal untuk makan siang.

Singkat cerita, kita ke rumah Satria untuk jemput dia dan drop carrier gue, sekitar jam setengah 9 pagi kita jalan dari Ampenan. Masih dalam anggota yang sama, personil yang ke Bloam saat ini adalah gue, Aji, Satria, dan Like. Perjalanan menuju Jerowaru yang berada di Lombok timur kita melalui jalur menuju Praya. Jadi rutenya adalah Ampenan - By pass bandara - Praya - Jalan Praya Kruak - Jerowaru. Singkat cerita perjalanan kita hingga sampai pertigaan Jerowaru sudah memakan waktu 2 jam perjalanan loh, itu belum sampai spot tujuan kita yang kata Satria jalanan nya rusak.

Perjalanan dari Jerowaru menuju Tanjung Bloam awal jalan sudah hotmix, hingga kalian sampai masuk desa, jalanan berubah menjadi kerikil dan berpasir, bahaya ni kalau selip bisa jatoh kita. Nah yang bikin lama itu karena jalan rusak menuju Tanjung Bloam, Pantai Pink, dan Tanjung Ringgit ini, kalau bagus mah bisa 2 jam setengah mungkin dari Mataram sampai di pantai paling ujung yaitu Tanjung Ringgit.

Jalannya yang belum bagus


Tujuan awal kita yaitu menuju Tanjung Bloam. Rutenya? Ternyata plang menuju Tanjung Bloam itu sudah ga ada, kata Satria, sebetulnya tempat itu sudah ditutup karena sudah memakan banyak korban jiwa. Loh terus kita gausa kesana? Tetep jadilah wong gue bawa akamsi sini si Aji dan Satria, mereka jelas tau jalan menuju Tanjung Bloam meskipun plang nya sudah ga ada. Mereka juga tau titik bahaya di Tanjung Bloam dan mana titik aman nya. Jalan menuju Tanjung Bloam uda kaya offroad, beneran, jalurnya tanah, ga ada petunjuk, menembus hutan, menanjak dan menuruni bukit, ampun dah!

Offroad mamen

Menembus hutan


Menaiki bukit


Menuruni bukit
Setelah berjibaku dengan trek yang aduhai itu, kita sampai di titik terakhir karena sudah tidak ada jalan lagi. Dulunya, masih ada parkiran motor, masih ada warung buat jajan, sekarang semua sudah tidak ada sama sekali, bener-bener mati ini tempat. Setelah kita memarkirkan motor kita secara liar, tidak ada penjagaan sama sekali, kita mulai menuruni bukit menuju Tanjung Bloam. Perjalanan menuruni bukit tidak perlu lama, hanya 10 menit, dan kita pun sampai di Tanjung Bloam yang pesonanya seakan membayar perjalanan panjang kita dari Matarm hingga menembus jalan yang ga lazim.

Tanjung Bloam!

Tanjuang Bloam yang sudah tidak eksis lagi

Padahal Panoramanya juara

Kenapa Tanjung Bloam ditutup? Kata Aji dan Satria, dulu banyak orang yang foto-foto dekat batu besar yang terlihat di foto itu, nah itu adalah spot bahaya karena ombak bisa tiba-tiba membesar dan langsung melahap batu tersebut, otomatis orang pasti akan langsung terseret. Posisi yang cukup aman adalah posisi kita foto (ga terlalu aman juga sebetulnya) dan yang sangat aman adalah dari atas bukit, cuma kita bingung buat mencari jalannya untuk kesana.

Oh ya buat yang kalian jalan sendiri tanpa ada teman dari Lombok atau guide, agak mustahil untuk menuju tempat ini karena plang sudah tidak ada dan jalur sangat liar. Apa lagi kalau kalian naik mobil, yah jangan harap deh soalnya dulu si mobil bisa masuk, sekarang jalurnya benar-benar kaya offroad, bahkan motor Aji dan Satria pun rasanya kaya motor tril.

Setelah puas menikmati indahnya Tanjung Bloam yang saat itu hanya kami bertiga yang disana, kita kembali lagi ke motor untuk melanjutkan perjalanan kembali menuju Pantai Pink. Jarak dari Bloam menuju Pink tidak jauh, hanya butuh waktu 15 menitan aja dengan jalur yang kata Satria adalah aspal hasil korupsi karena banyak lobangnya, kita sampai di gerbang menuju pantai Pink. Cukup membayar 5ribu saja permotor, orang gratis, kita langsung menuju pantai Pink yang katanya si pasirnya berwarna pink.

Waktu kita sampai, memang cukup bagus ini tempat cuma pasirnya tidak terlalu berwarna pink. Usut punya usut, nanya ke tukang cilok ternyata kalau mau melihat pasirnya berwarna pink secara sempurna, harus dari subuh atau saat mataahari terbit. Tetapi saat itu kita melihat pasirnya memang cukup pink di dekat garis pantai, pokoknya tempat ini cukup bagus untuk menikmati panorama maupun snorkeling. Gue sempet foto dengan high dan low exposure, ternyata pasirnya berwarnah pink bila melihat foto yang low exposure. Berarti bener, untuk melihat pasir ini berwarna pink sempurna, kita harus datang ketika matahari masih dalam softlight yaitu saat terbit maupun terbenam.

Dengan high exposure


Dengan low exposure
Banyak bule pantainya


Kita cukup lama menikmati Pantai Pink karena enak aja si disini, sambil nongkrong dibawah lindungan ka'bah pohon yang ada alasnya, makin syahdu aja. Puas menikmati pantai Pink, sekarang kita melanjutkan ke spot terakhir, dan spot ini juga merupakan ujungnya pulau Lombok karena dengan leluasa kita bisa melihat pulau Sumbawa di seberang sana, yap Tanjung Ringgit.

Dari pantai Pink menuju Tanjung Ringgit hanya berjarak 1 kilometer saja. Tetapi karena jalan yang rusak, alhasil perjalanan jadi agak lama untuk 1km aja. Setelah sampai diatas bukit yang pemandangnya sangat aduhai, kok kita ga menemukan mana plang menuju Tanjung Ringgit, ditambah Aji baru pertama kali kesini dan si Satria lupa lupa ingat. Jalan terus sampai menuruni bukit yang treknya berbatu, malah kita sampai di ujung bener-bener ujung nya pulau Lombok, bahkan ada goa nya juga yang cukup besar, tetapi banyak kelelawar karena suara nya kedengeran hingga bibir goa.

Hello Sumbawa!



Goa diujung banget Lombok
Kita ga lama disana, lalu naik lagi keatas bukit. Sampe atas bukit, seharus nya kiri kita itu adalah Tanjung Ringgit, tapi kok ga ada jalur kesana. Karena hari sudah semakin sore bahkan mendung, kita foto-foto aja disini sambil menikmati indahnya Tanjung Ringgit, emang keren banget si, cocok dinobatkan sebagai spot foto terbaik disini.

Tinggi tebingnya sekitar 20 meter


Ini dia, Tanjung Ringgit!


Selain Tanjung Ringgit, adapula meriam peninggalan Jepang yang mungkin dulu dipakai buat perang. Kita pun ga berlama-lama disini karena cuaca yang sudah mendung, lalu kita pulang dan katakan sampai jumpa lagi untuk Tanjung Bloam, Tanjung Ringgit, dan Pantai Pink!

Singkat cerita, kita sampai di daerah praya setelah menempuh 2 jam perjalanan, dan kita mampir dulu di warung makan yang katanya si pedesnya ga pake ampun, bahkan si Aji sama Satria yang orang Lombok yang notaben nya adalah penggemar makanan pedas, masih kelabakan makan makanan yang satu ini. Yap sebagai penutup kuliner gue di Lombok, kita nyobain nasi puyung Inaq Esun yang berada di daerah Puyung, Lombok Tengah yang kata mereka adalah tempat aslinya si nasi puyung ini. Rasanya? Segala umpatan keluar dari mulut kita sambil bermandikan keringat, pedesnya juancuuuuk tenan rek!

Nasi Puyung Inaq Esun yang menggelegar
Tips :
  • Bagi kalian yang ingin ke Tanjung Bloam, Pantai Pink, dan Tanjung Ringgit, tempat itu semuanya searah dengan melewati by pass BIL, Praya, lalu lurus saja menuju Jerowaru.
  • Saran gue, untuk menuju tempat ini kalian wajib menyewa kendaraan baik motor ataupun mobil, karena transportasi umum untuk kesana tidak ada.
  • Bagi kalian yang berniat ingin ke Tanjung Bloam, lebih baik ajak teman yang pernah kesana atau kalian mampir ke rumah singgah di Mataram, ajak aja orang sana untuk ke Bloam. Soalnya kalau jalan sendiri dijamin ga akan ketemu itu tempat karena plang yang sudah ada ditambah jalur menuju Bloam itu liar banget.
  • Siapin kondisi kendaraan dan tubuh seprima mungkin, karena perjalanan yang jauh dan jalanan rusak pas mau masuk kawasan wisata Tanjung Bloam, Pantai Pink, hingga Tanjung Ringgit.
  • Untuk tiket, Tanjung Bloam gratis (kecuali pakai guide dari pantai Pink, bayar 100-150an), Pantai Pink 5rb/motor, Tanjung Ringgit Gratis.
  • Usahakan untuk menuju tempat ini, kalian jalan pagi hari, supaya kalian puas menikmati panorama dari tiga tempat ini yang sangat luar biasa.
  • Khusus kalau kalian ke Tanjung Bloam, jangan foto terlalu dekat dengan si batu besar dan jembatan penghubungnya, tetap utamakan keselamatan dalam berkendara mengambil foto. Jangan sampai cuma gara-gara mau ambil foto tapi harus mempertaruhkan nyawa.
  • Bawa makanan dan minuman yang banyak, karena setelah kalian belok ke arah Jerowaru dari jalan Praya-Kruak, sudah jarang ditemui warung, alfa, indomaret, Giant, Mall, Cafe.
Wah, ga kerasa ya, ternyata hari ini adalah hari terakhir gue di Lombok, bener-bener ga kerasa gue juga uda ngelilingin Lombok hampir keseluruhan, yap malam ini adalah malam terakhir gue di Lombok mamen, yasudah gue harus istirahat karena besok gue penerbangan pagi banget, yaitu jam 6 pagi. 
 Hari-13 Sampai Jumpa Lagi, Lombok! 24 Januari 2016
Pagi buta kita semua uda bangun sekitar jam 3 pagi karena untuk nganterin gue ke bandara, wah baik banget ya kalian padahal gue cuma mau dianter sampe pool Damri, malah dianter sampe bandara. Setelah pamit dengan Ibu nya Satria, packing uda rapi, sekarang gue berangkat jam 4 pagi ini dianterin Aji, Satria, dan Like ke bandara Lombok Praya. Dini hari waktu itu cuaca sangat cerah sambil diiringi sinar purnama yang terang *lebay anjir, Perjalanan hanya menempuh waktu 45 menit aja, kita sampai di bandara. Wah, masih ga kerasa cepet banget waktu berlalu uda harus ninggalin Lombok aja, yasudah gue pun pamit ke Aji dan Satria yang udah baik banget banget mau nemenin cah jancuk ini jalan-jalan di Lombok selama 13 hari, minjemin motor, sama akomodasi gratis pula, dan juga terimakasih buat Like yang udah nemenin jalan-jalan bareng juga, waaah pokoknya unforgetable momment banget ini deh dalam hidup gue.
Gue pake pesawat Lion Air, uda harap-harap cemas bakal delay eh ternyata ngga loh, ontime! Gue masuk pesawat sekitar jam 5.45 dan pesawat pun take off tepat waktu jam 6 wita dan sampai dengan selamat di Jakarta sekitar jam 7 pagi wib. Gue cuma mau ngucapin, terimakasih Lombok atas pengalaman 13 harinya yang luar biasa!
Gue juga masu share nih biaya yang gue keluarin berapa buat jalan-jalan di Lombok 10 hari, perjalanan dari Jakarta sampai Lombok 2 hari, dan 1 hari perjalanan pulang dengan pesawat, diluar gue makan dan jajan macem-macem ya :
  • Kereta Kertajaya Pasar Senen - Sby Pasar Turi 90ribu
  • Carter Elf Stasiun Sby Pasar turi ke stasiun Semut 8ribu/orang
  • Kereta Probowangi Semut - Banyuwangi Baru 60rribu
  • Ferry Ketapang - Gilimanuk 8ribu
  • Mobil Apv carteran pak Ableh Gilimanuk - Padang Bai 80ribu/orang
  • Ferry Padang Bai - Lembar 42ribu
  • Pengeluaran harian selama 13 hari, sebetulnya ga nentu, kadang sehari cuma ngeluarin 10ribu uda patungan bensin, tiket masuk wisata sama makan siang, kadang juga 30-50rb. Jadi gue ambil rata-rata termahal aja pengeluaran pribadi sudah termasuk oleh-oleh dan makan-makan sama Aji Satria Like itu 40ribu/hari dikali 13 hari = 520ribu untuk 13 hari.
  • Pesawat Lombok - Jakarta by Lion Air 550ribu
  • Bus Damri - Depok 50ribu
  • Total Pengeluaran selama perjalanan 13 hari ke Lombok adalah 1.408.000
Murah? Banget untuk 13 hari puas menjelajah pulau Lombok ditambah pulang dengan pesawat. Itu juga dapet murah karena motor udah gratis selama 12 hari, sehari sewa mobil, akomodasi udah di om nya Hani, rumahnya Aji, sama rumahnya Satria. Jadi kalau kalian mau murah, saran gue si untuk stay di rumah singgah aja, udah gratis, temen banyak, makan suka gratis, kopi gratis, dan abah juga punya kenalan banyak persewaan motor dan mobil yang murah. Rata-rata sewa motor di Mataram itu sekitar 45-65ribu loh.
Hal yang perlu kalian ketahui tentang Lombok menurut gue ya
  • Destinasi di Lombok itu jauh-jauh, jadi umpamannya gini, 1 menit perjalanan di Lombok itu bisa menempuh 1-1.5 kilometer dengan kecepatan 60-80km/jam, jadi kalau ada yang bilang dari Mataram ke destinasi yang kalian tuju misalnya 2 jam, udah dipastiin itu jauhnya pake banget.
  • Meskipun jauh, tetapi ketika kalian sampai di destinasi kalian, semua lelah akan terbayar.
  • Transportasi umum di Lombok masih sangat kurang, jadi memang untuk jalan-jalan lebih enak sewa motor atau mobil.
  • Di Mataram terdapat rumah singgah backpacker yang bisa kalian pakai untuk menghemat akomodasi, dan disini juga kalian akan mendapatkan teman baru baik domestik maupun mancanegara untuk sama-sama menjelajah Lombok. 
  • Di rumah singgah kadang-kadang (sering si) si abah ngasih makanan gratis baik makanan berat ataupun ringan. Kopi full gratis soalnye ora ono kopi, ora penak!
  • Banyak orang Lombok yang masih di pedaleman seperti di Lombok timur itu agak susah mengucapkan bahasa Indonesia, jadi suka agak miss komunikasi kita.
  • Harga makanan dan minuman di Lombok itu sama kaya Jakarta, ga mahal dan ga murah, standar Jakarta lah harganya.
  • Kalian kalau ke Lombok wajib mencicipi kuliner khasnya seperti Ayam Taliwang, Sate Rembiga, Sate Bulayak, Sate Tanjung, Nasi Balap Puyung, dll yang mungkin masih banyak beserta minuman khasnya yang seger banget yaitu Tuak Manis, bukan yang pait atau orang Lombok biasa menyebutnya Apollo, karena itu mengandung alkohol yang tinggi
  • Kalau kalian mau beli oleh-oleh kerajinan Lombok seperti kain songket dll, baiknya si kalian ke Desa Sade aja, harganya jauh lebih murah banget dibandingin di centra oleh-oleh lain nya.
  • Kalau kalian lagi jalan-jalan, untuk menghemat makan siang kalian bisa makan dengan nasi balap yang banyak dijual di warung pinggir jalan. Nasi balap yaitu nasi yang dibungkus seperti kerucut dengan lauk terkadang ayam kecil, ati ampela, tahu, mie, serundeng, sambel. Harganya variatif, kalau di tempat wisata bisa 8ribuan, kalau di warung biasa ahanya 5ribu.
  • Masyarakat Lombok itu meskipun tampangnya agak galak, tapi mereka semua itu ramah dan baik banget loh beneran.
Nah itu dia akhir cerita gue perjalanan 13 hari di Lombok yang benar-benar berkesan. Lombok ibarat magnet bagi traveller karena keelokan nya dan ramah tamah masyarakatnya yang sangat mengena di hati. Berat rasanya meninggalkan pulau yang satu ini, tetapi namanya juga pejalan, kita harus move terus dan jangan melupakan semua kenangan ke tempat yang sudah kita tuju. Terimakasih banget buat temen-temen kampus gue si Ipin, Hani, Hania, Anggi, Fahmi, Fakhri, dan Renhil yang uda bareng-bareng mulai dari Jakarta hingga kita berpisah pulangnya, dan terimakasih banget juga buat cah Lombok asli yaitu si Aji, Satria, dan Like yang udah bener-bener nemenin kita mulai dari kita datang sampai gue pulang, sekali lagi terimakasih semua, terimakasih Lombok atas semua pengalaman nya :).
Terimakasih cah kampus

Terimakasih cah Lombok asli
Lombok, 12-24 Januari 2016

Komentar

  1. asli seru banget nih pengalaman tripnya...thanks ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, mohon maaf saya baru balas, terimakasih dan semoga terinspirasi :)

      Hapus
  2. Sumpah! Asli, gila.. niat banget liburannya. Puaass.....!!!

    Aku mau ngetrip ke Lombok juga bareng temen temen.. Alhamdulillah ketemu blog kamu Bay. Aku bakalan nerapin tips tipsnya. Makasih loh dicantumin harganya juga lagi. Bedanya ntar aku rutenya dari Malang dulu.. hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat niat hahaha, semoga bermanfaat tips2nya mba, dan happy traveling di Lombok nanti :D

      Hapus
  3. Pengalaman yg luar biasa :). Lombok mmg traveling yg sangat menyenangkan....tempat yg tenang, laut yg eksotik..g bosennya pengen kesana lg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali mba, Lombok itu bagaikan magnet, kita sudah pernah kesana pasti akan mau kesana lagi, ga ada bosannya :)

      Hapus
  4. Pengalaman yg luar biasa :). Lombok mmg traveling yg sangat menyenangkan....tempat yg tenang, laut yg eksotik..g bosennya pengen kesana lg

    BalasHapus
  5. Referensi yang bagus banget mas, krn desember 2016 aq mau travelling ke lombok bareng teman-teman dan nemu blog kamu..... mamacihhhh yow info nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo mba Iran, semoga tulisan ini bermanfaat buat kamu yang mau traveling ke Lombok akhir tahun ini ya :) happy traveling!

      Hapus
  6. Wiihh bagus bangett, aku rencana mau ke Lombok juga nih Desember atau januari nanti, berangkat dari Semarang lewat Surabaya - Banyuwangi 2 hari - Bali 3 Hari baru ke Lombok. Dan aku bakal solo traveling nantinyaa, thanks untuk informasinya, sangat membantu bangettt. Btw ada informasi rumah singgah di Lombok nggak? Actually aku masih nyari temen pergi biar nggak sendirian hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mba, asik bener ni solo traveling ke Banyuwangi, Bali, dan Lombok haha. Kalo buat informasi rumah singgah, saya ga punya mba, tapi kalo mbanya sendirian dan mau nginep di sana mah welcome banget mba orang-orangnya

      Hapus
    2. Nimas jadi ke lombok ? gue juga ada rencana mau jalan k lombok

      Hapus
  7. Kalian pengen jalan-jalan dengan harga hemat??
    Buget pelajar fasilitas lengkap itulah moto kami untuk memberikan perjalanan yang berkesan dan nyaman.
    Jadikan liburan kalian berkesan bersama kami.

    Kami melayani paket wisata :

    1. Malang - Batu
    2. Yogyakarta - Gunung Kidul
    3. Banyuwangi
    4. Bali
    5. Ziarah wali
    6. Study Tour & Outbound
    7. Dll sesuai permintaan


    Ada promo menarik, bagi yang merefrensikan kami untuk menjadi agen perjalanan kalian dapatkan "CASHBACK".
    Untuk harga bisa di nego kok, jadi jangan takut harga mahal kami akan sesuaikan dengan buget kalian.

    || Melayani pembelian Tiket Pesawat, Tiket Kereta Api, Sewa ELF, Bus, Mobil area Sidoarjo, Surabaya, Bali, Open Trip, Tour Instansi & Keluarga ||

    More info:

    Halo Indonesia Tour & Travel 

    Call/Line/WA/SMS : 085730077308
    Pin BB 7ECC7D00
    Instagram : halo_indonesia
    Fb : Halo IndoTravel
    www.halo-indonesia.com
    mau lihat history tour kami bisa langsung folow Instagram kami yah

    BalasHapus
  8. Boleh nanya ya gan...

    1. Rumah singgah backpacker yg dmaksud itu alamatnya dmana dan brp tarif per malamnya?

    2. Fasilitas drumah singgah backpacker apa aja? Ya x aja ada free wifi. Ato paling gk sinyal 3G yg bagus apaan.

    Thx

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo gan dijawab ya

      1. Untuk alamat di Jl. Bangil V BTN Taman Baru No.6, Pagesangan Tim., Kec. Mataram, Kota Mataram (saya dapet dari google, saya belum pernah kesana). Kalau tarif, kata temen saya yang orang Lombok murni gratiss tis tis.

      2. Untuk fasilitas juga saya kurang tau, tapi untuk sinyal sendiri di kota Mataram rata-rata sudah 4G

      Hapus
  9. KapaƱ gue bisa backpackeran kaya gituuu.... ceritanya bikin ngiler gan

    BalasHapus
    Balasan
    1. naik pesawat aja bang PP trus ambil cuti gawean deh hahaha. Ini waktu gue masih berstatus menjadi mahasiswa bang makanya bisa lama banget, kalo sekarang mah wasalam, cuma bisa ngenang-ngenang masa lengang dulu :D

      Hapus
  10. Panjanh banget gan, harusnya dibikin cerita bersambung aja hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha iya bang, ini dijadiin satu tulisan bae, nanti kalo ada cerita panjang lagi bakal saya bikin part nya :D

      Hapus
  11. Mas Arista seru liburannya. Lombok jadi tempat favourite liburanku, ga abis2 dikunjungin udah beberapa kali kesana juga.
    Btw kenapa ga ke Pantai Mawun, dan Selong Belanak? Itu pantainya bagusss banget.
    Dan next time kalo ke Lombok coba juga agak kesanaan, ke Sumbawa, coba ke Pulau Kenawa. Bagus banget tempatnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf banget baru saya balas mba susi karena kerjaan lagi numpuk hehe. Iyap betul, saya 2x ke Lombok tapi belom ke Mawun sama selong belanak, padahal waktu itu saya uda list 2 Pantai itu tapi belum jodoh. Semoga tahun ini bisa mampir ke 2 pantai itu sama mau ke Sumbawa, pastinya Kenawa dan mojo :)

      Hapus
    2. mas bayu jadi kalo sewa mobil lepas kunci gak bisa KTP luar mataram ya? Sama boleh minta no contact La Bamboo rent car atau sewa mobil lannya yg bisa lepas kunci? tks bro

      Hapus
    3. Iya mas, kalo lepas kunci harus pake KTP Mataram. Wah kwitansinya udah entah kemana mas, tapi kalo alamatnya, tempat sewa mobil ini deket taman sangkareang mas

      Hapus
  12. tks mas bayu, maaf nih baru baca lg krn kesibukan he3..satu lg nih mas, kalo nyetir sendiri ga pake driver ke pantai2 di lombok tengah/timur rawan ya katanya? Bgm kl daerah2 barat,apa rawan juga? mksih infonya ya bro

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo loteng atau lotim masih rawan mas kalo sudah malem, tapi kalo pake mobil insya Allah aman, kurang aman kalo motor. Untuk Lombok Barat dan utara insya Allah aman mas

      Hapus
  13. Tq bro, bermanfaat sekali postingannya, recommended banget dah itenerary-nya, dan bakal gue contek, hahhaha. Kalo mau jalan lagi boleh lah ajak ajak kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip mas semoga cuaca cerah pas ke Lombok nanti haha

      Hapus

Posting Komentar