Pendakian Gunung Semeru 3676 mdpl : Si Gagah Atap Pulau Jawa, Puncak Abadi Para Dewa (Part 1)

Siapa yang gatau gunung yang satu ini? Bahkan sudah menjadi film yang tayang di bioskop akhir tahun 2012 lalu. Yap pendakian ini sendiri terkesan dilema awalnya bagi saya. Karena sebetulnya, menggapai puncak tertinggi atap Jawa ini sangat gue inginkan ketika sudah sukses sidang skripsi 2016 nanti. tetapi rencana tinggalah rencana, alhamdulillah saya dapat menajajaki atap Jawa ini sebelum lulus kuliah ternyata. Berawal dari tawaran temen saya si Ali ketika mendaki gunung Lawu februari 2015 lalu, saya pun tiba-tiba langsung mengiyakan saja dan ketika sudah berada di puncaknya, serasa seperti mimpi *ini serius agak lebay tapi bener. Gunung yang menjadi primadona seluruh pecinta alam, pendaki senior maupun junior, gunung yang memiliki sejuta keindahan yang ga bisa saya sebutkan dengan kata-kata, atap pulau Jawa yang mendapatkan julukan puncak abadi para dewa, Gunung Semeru 3676 mdpl!



Pendakian ini diikuti oleh 16 orang dan yang menjadi prionir adalah si ali, ijong, dan deni. Dari ketiga temen saya itu, ali mengajak saya, ijok mengajak temennya dan beranak pinang, begitupun juga deni, hingga terkumpul deh jadi 16 orang yang fix mendaki gunung Semeru. Dimulai dari pencarian tiket yang sudah ketar ketir karena pada saat itu rencana kami adalah libur yang cukup panjang, dan alhamdulillah kami mendapatkan tiket kereta matarmaja hari selasa nya tanggal 12 Mei 2015 dan pulangnya hari sabtu tanggal 16 Mei 2015 dengan kereta kertajaya.

Tim poweranger ini sendiri terdiri dari Saya Denubay, Ali, Deni, Ijong, Abhu, Kharisma, Faisal, Aldi, Huda, Fredy, Eko, Ojoy, Yari, dan 3 perempuan hijabers ciamik yaitu si Retno, Nina, dan Farhayati.

Selasa, 12 Mei 2015

Oke akhirnya hari H tiba dimana saya harus menuju stasiun senen untuk langsung menuju malang dengan kereta matarmaja. Ternyata eh ternyata, sesampainya disana ini stasiun layaknya sebuah basecamp, isinya 98% pendaki semua! Ya jelas ini membuat bingung saya dan ali untuk mencari teman-teman yang lain dan ketemu di mushola stasiun senen. Setelah semuanya kumpul, kami semua menuju peron untuk segera naik ke kereta yang sudah menunggu di jalur 1. Tepat jam 15.15 kereta jalan dan percaya gak percaya, isi gerbong kita dari 106 penumpang maksimal, mungkin hampir 90% isinya pendaki semua dengan tujuan yang sama, Semeru! Bakal kaya pasar dah ni gunung satu.

Di kereta kami ya seperti biasa, mengobrol, tidur, becanda, tidur lagi dan tau-tau sampe aja di Malang pagi hari. Oh ya, ini kereta on time sampe Malang nya! Keren!

Udah pada kumpul semua

Yang di bagasi atas itu pada bawa orok kali ya (?)

Berjejernya para penompang hidup


Rabu, 13 Mei 2015

Setibanya di Stasiun Malang, kami bergegas mencari angkot guna menuju Tumpang. Sesampainya di Tumpang, kami tidak langsung naik jeep, tetapi singgah terlebih dahulu di rumah neneknya aldi yang benar-benar di pinggir jalan raya Tumpang. Selama beristirahat di Tumpang, sudah banyak sekali wara wiri jeep-jeep pengangkut pendaki yang akan menuju ke Ranupani. Kami beristirahat cukup lama hingga akhirnya pukul 3 sore kami berangkat menggunakan jeep untuk menuju Ranupani sebagai start pendakian menuju gunung Semeru.



Sesampainya di Ranupani, kami tidak langsung naik tetapi mengurusi simaksi terlebih dahulu dan makan-makan kecil seperti bakso supaya ada tenaga sedikit untuk memulai pendakian. Suasana pada saat itu di Ranupani sangat ramai sekali, beneran deh ini ga kebayang nyampe di Ranukumbolo bakal kaya apa nanti.

Perjalanan dari parkir jeep menuju Ranupani

Ranupani di kala senja

TS narsis dikit boleh lah

Tepat jam setengah 6 sore kami melakukan briefing dan membaca doa guna kelancaran pendakian kami. Pendakian kami di hari pertama ini adalah dengan tujuan Ranukumbolo dan ngecamp disana. Pendakian dari Ranupani hingga pos 1 terasa panjang sekali dengan trek yang ngegemesin, nanjak banget nggak tapi bikin capeknya bener-bener, lama perjalanan harmpir 1 jam 30 menit. Kami juga mendapatkan guide yaitu si bang Alex, dia jalannya cepet banget, sampe kita-kita aja sering ketinggalan terus. Oh ya ketika perjalanan kalian dari Ranupani menuju pos 1, akan melewati yang namanya Watu Rejeng. Disitu terdapat jalan tembus yang katanya bisa sampe pos 1 lebih cepat 30 menit dari jalur normal dengan melewati gunung Ayek-ayek. Tapi saat itu kami tidak melewati jalur tersebut, karena kata bang Alex jalurnya terkadang suka samar karena semak belukar dan berbahaya karena hari sudah mulai gelap.

Sesampainya di pos 1 kami menggelar kompor dan nesting untuk membuat  teh panas dan sekadar mereleksasikan diri. Kami beristirahat cukup lama dan melanjuti perjalanan kembali menuju pos 2 setelah hampir 1 jam beristirahat. Oh ya di pos 1 ini ada sinyal ya, malah H+ untuk telkomsel. Perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 tidaklah lama dan hanya membutuhkan waktu 30 menit. Sesampainya di pos 2 kami hanya menunggu rombongan yang masih dibelakang, dan setelah berkumpul semua, kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3.

Dari pos 2 menuju pos 3 jalurnya pun hampir sama seperti dari Ranupani ke pos 1, ngegemesin banget. Terlebih pada saat itu sempat terjadi longsor dipertengahan jalur menuju pos 3 yang menyebabkan kita harus mengantre untuk melaluinya. Saya beserta tim ciwi-ciwi yaitu si Retno Nina dan Farha saling tunggu-tungguan, maklum lah mereka wanita masa iya ditinggal sendirian. Akhirnya setelah 1 jam 45 menit berjalan kami tiba di pos 3 dan menggelar bekal yang diberikan oleh keluarga Aldi sebelum menuju Ranupani.

Dari pos 3 menuju pos 4 yaitu Ranukumbolo trek awalnya adalah tanjakan yang sangat ngetrek sekali, malah waktu itu kami habis selsai makan, cukup membuat ngos-ngosan dan rasanya ingin mengeluarkan lagi isi makanan yang baru saja dimakan. Tapi tenang, setelah tanjakan yang cukup ngetrek itu, kontur jalan mulai bersahabat, malah cenderung turun. Perlu diketahui pendakian dari Ranupani hingga Ranukumbolo adalah membelah bukit, jadi kontur jalan ga selamanya naik, tetapi juga turun. Setelah berjalan cukup lama hampir 20 menit, sudah terlihat sangat jelas kumpulan-kumpulan kompleks tenda di pinggir Ranukumbolo, rame banget serius! Setibanya di Ranukumbolo kami mencari lapak untuk gelar tenda, kami mencari hingga dekat tanjakan cinta tidak menemukan spot yang enak, alhasil kami menyempil saja di antara tenda-tenda dan dekat sekali dari bibir Ranukumbolo. Pemandangan Ranukumbolo sangat indah sekali saat itu, langitnya sangat cerah dan kalian bisa melihat miliyaran bintang dengan sangat jelas! Bahkan ada milkiway nya loh!
Tepat jam 00.30 pagi kami menggelar tenda guna istirahat untuk pendakian esok hari dengan target Kalimati.

Bersambung ke Part II Yaw


















Komentar

Posting Komentar